About

Penyebab dan Solusi Nyeri Menstruasi


Banyak wanita usia subur yang secara rutin mengalami nyeri menstruasi. Nyeri yang terkait dengan kram itu berlangsung di hari-hari menjelang atau awal menstruasi. Nyeri terasa di perut bagian bawah atau tengah dan mungkin memancar hingga ke pinggul, paha, dan punggung. Intensitas nyeri naik dan turun berulang-ulang, mengikuti kontraksi otot rahim yang mendasarinya. Tingkat keparahan nyeri bervariasi antar-wanita dan antar-haid pada wanita yang sama. Pada suatu saat, nyeri mungkin hampir tidak terasa. Di saat lain, nyeri bisa sangat hebat disertai kejang, lemas, demam, pusing dan berbagai gangguan lambung seperti mual, muntah, dan diare.

Apakah normal?

Nyeri menstruasi atau dalam bahasa medisnya disebut dismenore pada umumnya adalah hal normal. Zat yang disebut prostaglandin adalah penyebab utamanya. Zat ini diproduksi oleh tubuh dan ditemukan dalam lapisan rahim. Ketika proses menstruasi dimulai, zat ini merangsang kontraksi untuk melepaskan lapisan rahim, sehingga menyebabkan kram. Zat ini juga menyebabkan vasodilatasi sistem peredaran darah. Pembuluh arteri dan vena mengembang, sehingga darah haid lebih mudah dikeluarkan. Namun, hal ini juga dapat menyebabkan tekanan darah menurun sehingga tubuh akan terasa lemas dan kepala pusing. Pada beberapa wanita, prostaglandin juga memicu kontraksi dan spasme otot polos di saluran gastro-intestinal, sehingga menimbulkan mual, muntah dan diare. Selain itu, aliran darah haid juga dapat ikut memperburuk rasa nyeri. Gumpalan darah atau aliran darah menstruasi yang deras harus melalui bukaan sempit leher rahim. Peregangan leher rahim oleh aliran tersebut dapat menyebabkan rasa sakit. Itulah mengapa nyeri haid berkurang atau menghilang pada beberapa wanita setelah melahirkan bayi pertama mereka. Bukaan serviks mereka telah melebar.
Nyeri haid terutama dirasakan oleh remaja putri di tahun awal menstruasi, wanita yang beriwayat mendapatkan menstruasi pertama lebih awal (kurang dari 12 tahun) dan wanita yang mengeluarkan darah haid lebih banyak. Pada kasus yang lebih jarang, nyeri menstruasi disebabkan oleh kondisi atau penyakit, misalnya endometriosis, penyakit menular seksual, kista ovarium atau masalah spiral (IUD). Jika Anda mulai merasakan nyeri menstruasi setelah berusia 25 tahun atau bila rasa nyeri disertai gejala lain seperti perdarahan haid yang tidak kunjung berhenti atau berbau busuk, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter.

Tips untuk Anda

Beberapa tips berikut dapat meringankan nyeri menstruasi:

Solusi non obat:

  • Tempelkan bantal pemanas ke perut bagian bawah (di bawah pusar). Bila Anda tidak memiliki bantal pemanas, Anda dapat memasukkan air panas ke dalam botol dan membungkus botol tersebut dengan kain sebelum menempelkan ke perut Anda.
  • Letakkan kaki Anda lebih tinggi dari jantung dan perut saat Anda berbaring, atau berbaringlah miring dengan lutut menekuk.
  • Pijatlah perut bagian bawah dengan pijatan melingkar yang ringan.
  • Minumlah minuman yang hangat.
  • Bila Anda merasa mual sehingga selera makan Anda terganggu, sebar waktu makan Anda. Anda juga dapat mengganti makan besar dengan makanan ringan yang lebih sering.
  • Pilihlah diet kaya karbohidrat kompleks seperti biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran yang rendah garam, gula, dan tanpa kafein.
  • Perbanyak asupan vitamin B6, kalsium dan magnesium.
  • Mandilah dengan air hangat.
  • Turunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan.
  • Berolahraga dapat mengurangi nyeri pada beberapa wanita. Pada beberapa wanita lain, istirahat total lebih membantu.

Solusi obat

    Ibuprofen Polka~Dots 2
  • Obat anti-inflamasi. Perawatan utama nyeri menstruasi adalah kelas obat yang disebut obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen atau naproxen. Mereka bekerja dengan menghentikan produksi prostaglandin oleh tubuh. Mereka juga dapat mengurangi kehilangan darah dengan mengurangi pembekuan darah di dalam rahim. Ada belasan merek obat berbasis NSAID yang dapat Anda beli secara bebas di apotek dan toko obat. Anda harus berhati-hati dengan obat ini jika memiliki penyakit maag, karena dapat mengiritasi lambung.
  • Pil KB. Ini adalah solusi lain untuk nyeri menstruasi. Pil KB bekerja dengan mencegah terjadinya ovulasi, sehingga juga mencegah aktivitas prostaglandin yang menyebabkan kram menstruasi.  Namun, pil KB bukanlah pilihan semua orang. Jika Anda ingin mendapatkan kehamilan, pil KB tentu saja bukan pilihan Anda.

Read more

Yang Mungkin Belum Anda Ketahui Mengenai Kanker Payudara


Apa itu kanker payudara?

Sel tubuh mengalami siklus pertumbuhan kemunduran secara teratur, yang prosesnya dikendalikan oleh gen dalam inti sel. Apabila gen mengalami gangguan, maka pertumbuhan sel tidak lagi terkontrol sehingga mengganggu fungsi tubuh. Sel yang tumbuh tidak terkontrol tersebut disebut kanker. Bila terjadi pada payudara, maka dinamakan kanker payudara. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker payudara dapat menyebar ke kulit, limpha, liver, otak, paru, dan organ lainnya melalui peredaran darah.
Kanker payudara adalah jenis kanker yang paling banyak diderita oleh wanita Indonesia setelah kanker leher rahim.

Faktor Risiko Kanker Payudara

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko kanker payudara:
  • Keluarga dekat (ibu dan saudara perempuan) ada yang sudah terkena. Sekitar 20% penderita kanker payudara memiliki saudara yang juga terdiagnosis kanker tersebut.
  • Menstruasi terlalu awal (<di bawah 12 tahun) atau terlambat menopause (> 50 tahun)
  • Usia di atas 50 tahun. Kanker payudara memang menyerang semua wanita tanpa memandang usia, namun semakin meningkat usia wanita, semakin besar risikonya. Wanita di atas 50 tahun memiliki risiko kanker payudara hingga 5-7%.
  • Tidak pernah melahirkan anak atau memiliki anak pertama di atas 30 tahun.
  • Merokok dan mengkonsumsi alkohol.
Belum ada bukti ilmiah yang kuat bahwa radiasi ponsel dan konsumsi minuman bersoda dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

Gejala Kanker Payudara

Kanker payudara pada stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala. Namun, pada stadium yang lebih lanjut salah satu atau beberapa gejala berikut mungkin dirasakan:
  • Benjolan atau penebalan di dalam atau di sekitar payudara dan ketiak.
  • Perubahan ukuran dan bentuk payudara.
  • Keluarnya cairan dari puting susu.
  • Perubahan warna atau bentuk kulit di sekitar payudara, areola, dan puting susu.
Ingat bahwa gejala-gejala tersebut di atas tidak selalu disebabkan oleh kanker payudara. Infeksi dan kista payudara juga bisa menimbulkan gejala yang sama. Bila Anda mengalami tanda-tanda tersebut, segeralah berkonsultasi dengan dokter.

Diagnosis

Deteksi kanker payudara bisa dilakukan dengan:
  • Perabaan. Dokter atau Anda sendiri bisa melakukan perabaan untuk mengetahui keberadaan, ukuran dan tekstur kanker payudara. Tidak semua kanker payudara bisa dideteksi dengan perabaan.
  • Mamografi. Mamografi (foto sinar X payudara) adalah etode yang sangat efektif untuk mendeteksi kanker payudara secara dini, pada saat masih dapat disembuhkan. Mamografi bahkan bisa mendeteksi kanker sebelum stadium 0 (carcinoma in situ), di mana tumor sudah terbentuk namun belum menyebar. Namun demikian, sekitar 10% kanker payudara yang terdeteksi lewat perabaan tidak terdeteksi melalui mamografi. Bila hasil mamografi Anda negatif, namun Anda atau dokter merasakan adanya kanker, sebaiknya lakukan mamografi ulang.
  • Ultrasonografi. Bila setelah dilakukan mamografi ternyata didapati ada lesi yang mencurigakan, dokter bisa menyarankan ultrasonografi. Dengan memanfaatkan gelombang suara frekuensi tinggi, ultrasonografi dapat membedakan antara jenis lesi kanker yang padat dan yang cair.

Perkembangan Kanker Payudara

  • Stadium 0: Sel-sel kanker belum mengganggu jaringan tubuh lainnya (non invasif).
  • Stadium I: Sel-sel kanker sudah mendesak dan mengganggu jaringan normal di sekelilingnya. Ukuran tumor memiliki ukuran sampai 2 centimeter namun belum mempengaruhi kelenjar limpha.
  • Stadium II : Kanker berukuran antara 2 sampai 5 centimeter atau sudah menjalar ke kelenjar limpha di bawah ketiak. Kelenjar limpha yang terpengaruh belum saling mendesak atau mengganggu jaringan di sekitarnya.
  • Stadium IIIA : Kanker berukuran lebih dari 5 centimeter atau sudah sangat mempengaruhi kelenjar limpha. Kelenjar-kelenjar limpha saling merapat atau mendesak jaringan sekitarnya.
  • Stadium IIIB: Kanker sudah menjalar ke kulit, dinding rongga dada dan kelenjar limpha mamari di bawah rusuk. Pada stadium ini kanker dapat menjadi sangat ganas sehingga menimbulkan peradangan di sebagian atau seluruh dada.
  • Stadium IV: Penyebaran kanker telah melampaui dada, ketiak dan kelenjar limpha hingga ke leher, paru, liver, tulang belakang dan otak.

Terapi Kanker Payudara

Penanganan atau terapi kanker payudara tergantung pada usia pasien, stadium kanker, jenis kanker dan tingkat penyebarannya. Berikut adalah jenis terapi yang mungkin dilakukan:
  • Pembedahan, termasuk mastektomi (pengambilan seluruh payudara) atau lumpektomi(pengambilan jaringan kanker dari payudara dan menyembuhkan sisanya dengan penyinaran radiasi)
  • Radiasi sel kanker untuk menurunkan ukuran kanker dan menghilangkan keluhan.
  • Kemoterapipemberian obat anti kanker dan terapi hormon untuk menurunkan risiko timbulnya kembali kanker.

Read more